Get Gifs at CodemySpace.com

Kamis, 09 Februari 2012

Silent guy
Ada seseorang pria yang ku kenal dalam hidupku. Pendiam, dingin dan sangat angkuh. Pria ini adalah Rio, pacarku. Rio bukan bukan termasuk orang yang menyenangkan bahkan untukku. Tapi walaupun aku menghabiskan waktu 6 bulan dari 16 tahun hidupku bersamanya. Sedikitpun tak pernah berbesit dalam pikiranku untuk putus dengannya.
Memang seperti yang semua orang tahu hanya aku yang Rio inginkan. Tapi anehnya aku tidak bisa merasakan itu. Apabila jika hanya aku dan Rio di tempet yang bersamaan. Mungkin jika diibaratkan 10 menit ditempet itu bisa menjadi menit-menit terpanjang dalam hidupku. Bahkan hingga saat ini aku masih berpendapat seperti itu.
Rio tidak pernah mengatakan menyayangiku atau hanya mengatakan menginginanku. Aku pun begitu. Sepanjang 6 bulan hubungan kami tidak ada satupun hal yang bisa kuingat dengan jelas. Tidak ada yang istimewa yang diantara kami, dan seharusnya tidak tidak ada pula yang harus dipertahankan dalam hubungan kami kan?
Aku ingat aku pernah membaca astu kalimat istimewa yang aku lupa dari mana asalnya. Kalimat itu berbunyi “sesuatu yang terjadi dalam beberapa hari bahkan dalam sehari. Bisa mengubah keseluruhan jalan hidup seseorang”. Dan sepertinya itu juga akan terjadi padaku.
“wah! Bagus sekali!” . aku benar benar kagum melihat isi hadiah Nela dari pacarnya.
Nela terkikik “ini tas yang selalu yang aku inginkan. Oh.... devan so sweet”. Aku cemberut. Bahkan Nela dan Devan yang baru berpacaran satu bulan sudah saling tukar kado. Dalam rangka memperingati hari jadi mereka. Kalau aku sih jangan harap diberi kado, ingat tanggal jadian kami saja Rio pasti tidak mungkin.
Aku jadi ingat. Berbulan bulan lalu. Ketika aku dan Rio jalan-jalan disebuah mall. Aku melihat sebuah jam tangan handmade yang sangat keren. Terang-terangan aku bilang pada Rio bahwa aku jatuh hati pada jam itu. Tapi Rio hanya tertawa. Ironisnya, itu pertama kali dan terakhir Rio tertawa. Mulai saat itu aku mengikuti permainan Rio. Keep silent.
Handphone Nela berdering. “bentar ya.....” katanya sebelum akhirnya melesat pergi. Telepon itu pasti dar devan. Pandanganku mengikuti arah perginya Nela sebelum akhirnya bertemu pandang dengan Rio yang sedang mengibrol dengan teman-temannya dikoridor sekolah. \dia tak pernah tersenyum, melambai atau hanya atau hanya sekedar mengangguk. Rio malah melengos pergi ke arah kantin. Alhasil, aku mendapatkan yang tidak kuinginkan. Kevin menghampiriku.
“enak ya punya pacar yang perhatian” kata kavin sambil melirik Nela yang sedang senyam senyum ngobrol ditelpon. Niatku pergi dan tidak berbicaraapa pun dengan kevin. Apalagi tentang perasaannya padaku yang ia utarakan padaku malam tadi. Tapi kevin selangkah lebih maju. Dia menyambar tanganku dan menahanku.
“kenapa kamu selalu menghindariku ?”
Aku tidak menjawab.
Jangan lupa besok malam ya. Aku jemput kamu jam 7”. Kata kevin menghiraukan penolakanku. Lalu dia mengecup keningku. Saat itulah rio kembali dari arah kantin dan mungkinmelihat kecupan itu. Namun seperti biasa, rio tidak bereaksi.
Ini lebih dari sebuah masalah besar. Ini teka teki perasaan. Dan sialnya ini perasaanku.”well, seharusnya ini bukan jadi masalah. Jelas rio bukan pacar loe dan reaksi normal yang seharusnya loe tuntukan ke kevin itu marah-marah” Nela menjelaskan pendapatnya tentang masalah itu. Aku heran dia tidak kaget mendengar kevin mengajakku jalan besok malam.
Waktu aku tanyakan pada Nela, dia hanya menjawab “bukan hal yang aneh kalau ternyata Kevin suka sama loe. Karena selama ini bukan Rio tapi Kevin kan yang selalu ada buat loe?” Aku terdiam. Wajah Rio dan Kevin silih berganti memenuhi ruag pikirku.
“The problem is with you. Bukan mereka” lanjut Nela memecahah lamunanku.
“Loe ngelamun ya? Berarti dari tadi gue nggak didengerin dong!”
“ nggak kok nel, gue denger. Jawabku lemah.
Trus jadinya gimana? Menurut gue sih elo harus pilih salah satu dari mereka”.
Aku tak menjawab. Itu bagian tersulitku. dari perkataan yang dilontarknanya “ loe nggak suka sama kevin kan Mei ?”
Paginya. Kejadiannya sama seperti yang kubayangkan. Aku membuka pintu mobil Rio dan pergi kesekolah bersamanya. Seperti pagi-pagi lainnya kami menghabiskan waktu 30 menit untuk oerjalan kesekolah dalam diam. Namun, pagi ini berkali-kali lipat lebih parah. Kecanggungan lebih terasa diantara kami.
Sepertinya pagi ini mood rio sedang tidak bagus. Aku pikir mungkin ini disebabkan karena kejadian kemaren. Saat rio melihat kevin mengecup keningku. Memang kevin sudah keliwat batas. Tapi seharusnya rio juga bereaksi tegaskan. Huh aku aku jadi kesal sendiri.
Siangnya sepulang sekolah rio menghantarku pulang. Lagi-lagi dalam perjalanan pulang kami diam, bisu seribu bahasa. Aku sampai harus mengingatkan diriku sendiri untuk tetap sabar. Namun, tak bisa kupungkiri aku muak dengannya dan sikapnya. Ini pertama kalinya aku ingin putus dengan rio.
Malamnya aku membutuhkan lebih dari dua jam untuk berdabdan. Memilih pakaian, memulas riasan dan mencari sepatu jugta tas yang cocok untukku. Entah kenapa acara jalan malam ini dengan kevin membuatku gugup. Aku ingin tampil cantik tapi takut berlebihan.
Setelah cukup yakin dengan penampilanku kuputuskan untuk menelepon kevin. Namun, belum juga kutemukan handponeku. Telepon itu sudah berdering duluan. Kukira itu dari rio, karena pada saat yang bersamaan kudengar suara dentingan bel yang mungkin menandakan kevin sudah sampai.
Tapi ternyata aku salah, telepone itu ddari kevin. Dia memintaku untuk datang sendiri karena dia tidak bisa menjemputku. Kevin tidak menyebutkan alasannya. Namun keterangan selanjutnya yang dia berikan sangat aneh. Kevin bilang aku harus menemuinya di taman dekat sekolah kami. Aku pikir itu bukan tembat bagus untuk jala-jalan.
Dan tentu saja akua salah. Bukan kevin yang datang melainkan rio. Rio berpakaian sangat rapi malam ini. Tampak sangat tampan. Sambil mempersilahkannya duduk, aku mencoba mengingat kapan rio terakhir datang kerumahku. Tapi sayangnya aku tidah bisa mengi ngatnya.
“ku rasa kamu mau pergi ya, mel ?”
Ini pertama kalinya rio menyebut namaku. Namun sayang setelah itu kami diam dalam kecanggungan lagi. Seperti biasa.
“aku nggak akan lama kok. Cuma mau kasih ini sama kamu”. Rio menyodorkan bungkusan kecil berwarna biru. Warna kesukaanku.
“thanks. Rio boleh aku pergi sekarang ?”
Rio cukup kaget dengan ucapanku yang berani. Tapi aku sudah tidak peduli dengannya lagi. Memang dia pikir hatiku bisa dibeli dengan uangnya yang melimpah apa.
“emm. Mel, aku harap kita bisa perbaiki hubungan kita”. Rio menatapku lekat-lekat. Mengharap sebuah jawaban yang bisa menenangkannya meluncur dari mulutku. Namun, aku tidak bisa memenuhi harapannya. Semuanya sudah selesai, setidaknya untukku.
Aku melarikan diri dari rasa bersalahku terhadap rio pada pemandangan kota pada saat malam. Sangat mudah melupakan rio jika aku mengingat kevin. Aku memiliki lebih banyak kenangan dengan kevin dibanding dengan rio. Itu sangat membantuku.
Kevin dan rio memiliki tempat yang berbeda di hatiku. Namun keduanya sanngat penting. Andai kevin nggak pernah menyukaiku, mungkin semuanya tidak serumit ini. Tapi jika kevin tidak pernah menyukaiku. Rio tidak akan pernah berusaha mengambil hatiku lagi. Dia tidak akan memberiku hadiah.
Sedetik kemudian, aku teringat dengan hadiah yang diberikan oleh rio. Cepat-cepat kuambil hadiah itu dari dalam tasku. Andai aku tahu isi hadiah itub sebelum aku membukanya. Aku yakin tidak akan membukanya sekarang. Aku tidak ingin menangis. Setidaknya jangan saat aku akan bertemu dengan kevin.
Didalam hadiah tersisip kartu ucapan yang ditulis sendiri oleh rio. Maaf, aku baru berani memberimu ini sekarang. Sambil menangis kupakai jam tanagn handmade yang selalu aku inginkan itu.
Aku benar aku menangis, tapi aku takut suatu waktu nanti aku akan menyesal. Tidak, aku tidak perlu takut. Karena aku tahu akua akan menyesal.
Tidak ada lampu atau penerangan di taman. Tidak ada jawaban dari telepon kevin. Aku mulai panik ketika aku tak kunjung menemukan kevin. Namun bukan senang tapi aku malah terkejut saat menemukannya.
Alasan pertama karena kevin sedang meringkuk di ujung taman dekat semak belukar. Alasan selanjutnya, aku mendapati banyak luka memar ditubuh kevin. Matanya biru lebam. Kevin tak henti-hentinya mengarang ketika ku bantu untuk duduk dibanngku taman.
Ada apa kevin? Aku benar-benar shock melihat keadaannya. Sambil mengiris kesakitan kevin mulai menceritakan apa yang terjadi.
Aku baru setengah jalan menuju rumahmu. Ketika rio menelpon untuk menemuinya disini. Begitu aku sampai rio menarikku dan menghajarku habis-habisan. Rio tidak memberiku kesempatan untuk menanyakan apa masalahnya denganku.
Dia hanya terus memukuliku, lalu ketika kelihatannya sudah puas. Dia menangis dan memakiku. Setelah itu barulah aku tahu kau adalah masalahnya.
Rio menangis? Tidak mungkin. Aku ingin menanyakannya secara detail mengapa rio menangis. Tapi yang keluar dari mulutku berbeda. “ kau tidak melawannya?”
Kevin menyadarkan tubuhnya perlahan-lahan. Sepertinya gerakan kecilpun menimbulkan tikaman rasa sakit pada tubuhnya. “untuk apa aku melawan? Ini salahku, mel. Rio benar. Aku telah merebutmu darinya. Seharusnya aku membiarkan kalian berdua bahagia”.
“ rio bilang seperti itu?”
“ya.”
Aku mendesah. “tapi kami tidak bahagia”.
Kevin tertawa “setiap orang mepunyai cara sendiri untuk mencintai orang lain. Kau tidak bisa memaksa rio menjadi sepertiku. Begitu pula denganku.
Kevin meraih tanganku.” Kau harus memilih mel.” Ini kedua kalinya aku mendegnar kalimat itu.
“ kau punya kesempatan untuk merubah hidupmu menjadi lebih baik lagi denganku. Atau tetap meneruskan smua ini dengan rio.”
Aku ragu-ragu. “well, kevin aku sudah menyakiti perasaan rio ya?
Kevin mengangguk
“dan juga kau?”
Kavin hanya tersenyum.
“apa aku memiliki kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya?”
“Tentu saja kau punya”.
“Apa rio juga akan memberikan kesempatan kedua untukku?”
Tawa kevin berhenti. Walaupun kelihatannya kevin sangat terkejut, dia mengangguk juga. I think so.”
Sepertinya aku mendapatkan jawabannya sekarang. Jawaban dari teka teki perasaanku. Ketakutanku akan menyesal lebih besar dibanding rasa suka pada kevin. Terlebih aku merasa ingin mendapatkan kesempatan kedua dari rio.
Hey kau mau kemana? Kevin menahanku untuk berhenti berjalan.
“kau menyukaiku kan? Kau tak perlu jawab. Tapi tolong jawab ini. Apa kau akan lakukan hal seperti yang kulakukan pada rio terhadapku.? Apa kau akan menyakiti perasaanku? Jawab”.
Cukup lama kavin diam sampai akhirnya dia menjawab.
“Tidak akan.”
“Aku juga kevin. Aku tidak akan menyakkiti perasaan rio, maaf”.
“it’s ok, you always have chocie.” Ujar kevin bijaksana.
Kevin benar. Aku selalu punya pilihan. Dia atau rio. Akhirnya, aku memilih rio. Dalam perjalanan aku berharap rio mau menerima permintaan maafku dan mengubah sikapnya. Nyatannya lebih dari itu. Rio benar benar bisa aku andalkan kini.

Jumat, 25 November 2011

Cinta yang terbuang
Sepi sekali. Riri masuk perlahan. Anis pasti sudah pulang.yolanda juga. Huh, dua minggu ini akan membosankan, batin riri sebal. Riri baru pindah ke kos ini seminggu yang lalu. Karena merasa kos yang lama agak jauh, ia pun menerima ajakan anis untuk menerima ajakan anis untuk pindah. Disini, ia kenal dengan yolanda. Menurutnya, yolanda anak baik. Nggak suka gosip.
“Riri.... ada tamu!!!”
Hah. siapa, tuh?
“ alvin?? Ada apa?”
“itu.... kamus belanda.”
“Ooo... sebentar....”
Riri masuk dengan bingung. Alvin anak kelas A. Ia pun kenal karena anis sering menyebut namanya. Mereka sama-sama ikut club film. Katanya, alvin jago banget kalau bahas masalah film. “anaknya cerdas, ri,” ujar anis. Mata gadis itu bersinar-sinar.
Riri sudah lama sekali pengen keluarnegeri. Ia selalu bermimpi bisa kebelanda. Ini adalah cita-citanya sejak dulu. Sayang, belum ada kesempatan. Riri bukannya tidak mencintai. Akhir-akhir ini ia rajin “berselancar” diinternet untuk mencari info pertukaran pelajar.
Ketika liburan selesai, alvin menhembalikan kamus yang dipinjamnya. Ia tak datang ke rumah, justru menitipkannya pada anis. Kebetulan ketemu ketika ada acara. Selain itu ada embel-embel yang menyertainya. “salam dari alvin.”
Beberapa hari kemudian. Alvin datang lagi. Waktu itu, Riri dan Anis sedang ngobrol di depan kos. Sore itu cerah dan mereka tidak menpunyai tugas, jadi bisa santai. Kedatangan alvin membuat dua gadis itu terkejut. Alvin ternyata membawa info penting, ujian pertukaran pelajar akan diadakan minggu depan. Cowok itu juga berencana untuk ikut.
Pengumuman, Riri girang sekali karena namanya keluar sebagai salah satu peserta pertukaran pelajar ke Belanda. Mimpi yang dulu pernah dicita-citakannya kini terwujud. Memang hanya enam bulan, tapi ia yakin itu cukup untuk menambah pengalamannya. Ia berharap bisa sampai disana ketika musim salju. Bagaimana ya rasanya musim salju?
Kepergiannya diantar oleh anis dan yolanda. Tentunya sambil memesan oleh-oleh dari belanda meskipun baru datang enam bulan lagi.
Dari jauh, seorang cowok berlari-lari. Persis di adegan ” Ada Apa Dengan Cinta.”
“Tunggu, Ri.”
Alvin? Untuk apa dia kesini? Ia memang nggak lulus ujian pertukarab pelajar itu. Tapi, rupanya ia belum menyerah. Tahun depan, begitu tekadnya.
“Sebelum kamu pergi aku mau ngomong sesuatu padamu.”
“Apa, Vin?”
“Aku suka padamu.”
Hah? Anis kelihatan kelihatan kaget. Terlebih riri. Ia nggak menduga kedekatanyya dengan alvin selama ini disalah artikan.
“Maaf Vin. Kamu salah orang. Disini ada seorang oerempuan yang menyukaimu sepenuh hatinya. Tapi itu bukan aku.” Riri melirik Anis. Gadis itu hanya menunduk.
“Tapi aku suka padamu.”
“Jangan Vin. Aku mau berangkat. Sebaiknya kamu mencari orang yang tepat.”
Pemberitahuan sudah terdengar. Riri bergegas pamit dan membawa kopernya ke area yang tak lagi bisa terjangkau.
Ia tak ingin menoleh. Ia tahu ada banyak tanda tanya dibelakangnya.
Aku sekarang sering pergi bareng alvin, Ri. Ia juga sering kekos kita. Hehehe, kemaren ultahku dia kasih aku coklat, loh. Senang banget. Kalau kamu pulang mungkin kita bisa jala-jalan bertiga.
Riri menutup e-mail itu dengan sayu. Bagaimana pun Alvin lebih cocok dengan anis. Ia meraba cincin yang sedang dipakainya, lalu dilepaskannya. Aku sudah berjanji untuk melupakannya, ucap Riri dalam hati.

Sabtu, 03 September 2011

31 August 2011
today, I'm very happy, because today is idul fitri day's and the day I can perform sholat idul fitri. and we exchanged Greetings to each other.
Hmmmmm........
my heart felt happy, I like today.....

Jumat, 19 Agustus 2011

20 August 2011
today I'm having bad luck continued.first damaged motorcycle that I was riding on the road and no garage, the second I was in fear by my friend.
huft ....
a bad day...

Minggu, 14 Agustus 2011

13 August 2011
today was a bad day for me. home from school I was invited to play at home my friend, in the middle of the course there was the police raid, luckily I was recognized by a mother who was chatting with friends on the roadside. my heart is very chaotic, until all my body heat of all. day that I never forget in my life ....

Kamis, 11 Agustus 2011

friday August 12, 2011
I'm very happy today, because today I got a gift from someone special to me. and precious gift to me, because of someone very dear to me. but today I feel confused, does not he usually gives me a special gift. about what was wrong with him...

Senin, 08 Agustus 2011

fasting to-8
today I'm sad really, because the task that I do not yet finished and must be collected before seven o'clock. I got to school in a hurry to do it. especially since I'm late getting out of bed. so from the house so hastily, and finally I borrowed my friend a job ....